film horor indonesia???

Mmmm, tepatnya hari selasa 9 desember 2008, gw bersama teman-teman kuliah ditraktir sm si miftah karena doi ulang tahun ke 18. Ternyata kita itu ditraktir nonton film “takut” di XXI Paris Van Java, Bandung. Yah, karena dia temen baik gw dikampus, untuk apresi terhadap teman gw itu, gw ikut nonton film horor tersebut. Sebenernya gw dan beberapa temen gw, termasuk orang yang ngk suka buat nonton film serem kayak gitu. Malah kala gw, baru 2 kali nonton film hantu indonesia di bioskop! Karena bagi gw itu adalah film sampah!

Ya emang ada makhluk halus didunia ini, tapi menurut gw kan ngk usah di expose sampai dipertontonkan seperti itu!!? Coba bayangin kalau itu hantu juga nonton (dibioskop itu ada hantunya kali! Sampai banyak pasangan yang kena sama godaan setan itu, ^^ hehe) yaa, sekarang coba aja lo analogikan diri lo sendiri. Misalkan lo adalah seseorang yang lagi dipertontonkan kejelekannya! Marah ngk? Ya jadi ngk salah lah kalau banyak syuting film horor yang bermasalah sama hantu benerannya! Wong mereka marah kok!

Esensi! Sebenernya apa sih esensi dari film horor itu? Buat tegang? Cari duit? Ckckckck, makin lama globalisasi makin membuat bodoh aja ya!? Dan ternyata pembodohan itu bukan cuman dari luar indonesia aja, dari dalam negeri pun, media berperan besar dalam pembodohan rakyat! Terlebih banyak dari masyarakat kita yang asal ikut-ikut-an tanpa mengkaji baik atau buruknya sesuatu.

Dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme disejarah indonesia yang kuat. Hal-hal berbau mistik tersebut tentu sulit dihapuskan dijaman sekarang. Seperti halnya pohon, kepercayaan tersebut sudah mengakar di Indonesia. Tak heran sampai sekarang masih banyak kebudayaan daerah yang walaupun sudah mempunyai agama masih melakukan adat-adat animisme dan dinamisme. Karena hal ini sudah menjadi paradigma di rakyat kita, dan kalau mereka ditanya kenapa masih melakukan hal seperti itu, mayoritas, mereka mempunyai inti dari berbagai jawaban, yaitu mereka melakukannya karena hal tersebut sudah dilakukan turun temurun.

Hebatnya! Pasar perfilm-an mencium hal tersebut! Sebuah ladang emas tentunya! Tak sedikit film film menegangkan tersebut bermunculan di layar kaca televisi sampai layar lebar! Industri pefilman makin gencar menayangkan difilm berbasis hantu yang menegangkan! Para produsen film berlomba-lomba mengeluarkan hantu-hantu mereka! Yang diincar adalah untung, keuntungan, dan keuntungan!

Film yang tidak bermakna! Apa pesan yang ditinggalkan dari film tersebut? Ternyata para pelaku pembuatan film ini lupa, bahwa mereka adalah media. Dan media pada dasarnya adalah hal yang bermanfaat baik. Pertanyaannya adalah apa makna dari film film sampah tersebut???

Coba liat film “Laskar Pelangi” dari segi finansial, tentunya film ini sangat laku dipasaran. Penontonya bukan hanya kalangan tertentu. Tapi semua kalangan bisa menontonnya. Dari penayangannya bulan sebtember, film ini masih bisa bertahan selama 3 bulan di Yogyakarta dan terus dibanjiri oleh penonton. Dan lihat pula betapa banyak orang yang terpesona setelah menontong lintang dan kawan-kawan. Berapa banyak air mata yang mengalir dari mata penonton. Seberapa mereka takjub, dan mendapatkan suatu makna dari film ini!? Film yang menceritakan tentang realita pendidikan di Indonesia dan orang-orang pandai yang ingin belajar, tapi tidak bisa menempuh karir pendidikannya lebih jauh. Sungguh, film ini adalah sebuah inspirasi untuk mencapai pendidikan dinegara ini agar menjadi lebih baik!

Atau film “Ayat-Ayat Cinta” yang mengkisahkan tentang kerelaan kaum hawa yang harus merelakan suami tercintanya untuk poligami. Sebuah adegan ke-ikhlasan karena kecintaannya terhadap sang pasangan dan Sang Pencipta begitu besar.

Tak sedikit keuntungan finansial yang didapat dari film-film yang saya sebutkan diatas. Dan tak sedikit pula pesan baik yang dititipkan dari film tersebut kepada kita.

Maaf untuk industri perfilm an hantu. Dan saya juga bukan salah satu crew dari film beberapa film yang saya sebutkan diatas. Ini hanyalah sebuah indikator, dan pemikiran kritis untuk mengubah bangsa ini agar menjadi lebih baik!

Komentar