koalisi partai golkar dan PDI-P

PDI-P & Golkar, keduanya adalah partai besar di Indonesia. Isu Politik intern di tubuh kedua parpol ini juga sangat sering di angkat oleh media. Kehadiran ke-2-nya meriahkan kancah dunia politik dalam negeri. Peran dan pengaruhnya sangat besar untuk kemajuan bangsa ini. Tak sedikt dari kader-kadernya yang kompeten dan kritis. Jiwa pemimpin juga melekat dalam kader-kadernya. Masa kejayaan PDI-P adalah ketika ibu Megawati Soekarno Puteri menjadi Presiden Indonesia, dan Golkar ketika mendukung Soeharto di Rezim Orde Baru. Sekarang Golkar menjadi partai pendukung pemerintah dengan adanya Jusuf Kalla yang menjabat ketua golkar, menjadi Wakil Presiden. Sedangkan PDI-Perjuangan menjadi partai oposisi begitu dikalahkannya pasangan Mega-Hasyim oleh SBY-JK tahun 2004. Dua partai besar. Yang dalam angan-angan akan bergabung menjadi satu dalam Pemerintahan berikutnya.

Merah dan Kuning, dua warna di politik Indonesia. Saat ini PDI-P sudah menetapkan dari saban hari, dan mutlak untuk mendukung bu mega. Dan untuk wakil presidennya, partai berlambang banteng itu masih menunggu perkembangan politik. Sedangkan golkar, masih menunggu pemilu legislatif, baru menetapkan calon presiden. Kader-kader golkar pun banyak yang masih menunggu perkembangan politik di tubuh partai golkar. Tak sedikit dari mereka yang sudah vokal ingin maju menjadi presiden indonesia 2009. Sebut saja Sri Sultan, Yuddy Chrisnandi, Marwah Daud Ibrahim dan masih banyak lagi kader golkar yang disebut-sebut (walaupun belum mengatakan langsung) seperti Fadel Muhammad, Akbar Tandjung, bahkan Pak wapres, Jusuf Kalla. Terakhir, pak kalla dan Ketua Dewan Penasehat partai golkar, Surya Paloh, memperbolehkan kader golkar mencari kendaraan partai politik lain. Banyaknya kader yang berhasrat memimpin negeri ini 5 tahun kedepan, menunjukkan nilai positif, lanjut JK.

Bagaimana bila sang banteng PDI-P bertemu dengan pohon beringin Golkar? Waow! Hebat dalam bayangan ketika mendengar isu tersebut. Dua partai besar, dengan kader-kader yang hebat, dan jumlah pendukung masing-masing masif, dan pengaruh yang ke-2-nya besar, akan menjadikan satu kekuatan besar. Indonesia belajar demokrasi. Pemimpin dipilih langsung oleh yang dipimpin. Analoginya yang duduk adalah orang yang disayang oleh orang yang diduduki. Ya! Hebat sekali pemerintahan yang akan terjadi bila disokong oleh dua komunitas berbasis massa besar. Dukungan besar akan berakibat didukungnya kebijakan pemerintah.

Akankah terjadi kedinamisan dalam negara ini bila besar dan besar bergabung? Apakah sisi egois dari kedua parpol ini bisa dihindari bila keduanya bergabung? Apakah kuantitas menunjukkan kualitas yang baik dari kedua partai besar tersebut? Akankah kekuatan yang tersisa relatif kecil tersebut bisa menyempurnakan demokrasi dinegara kepualauan ini? Apakah ini adalah tahap dari neo-orba?

Hmmmm, rentetan pertanyaan efek negatif bila keduanya berkoalisi. Jadi ingat anekdot dari partai hanura,”kok mau yaa partai besar kayak golkar cuman jadi wakil dari partai demokrat yang lebih kecil?” waduh-waduh! Susah juga ya partai golkar. Sejauh ini memang banyak yang mau berkoalisi dengan partai golkar. Dan sayangnya kebanyakan dari mereka lebih menginginkan kader golkar menjadi wakil presidennya. Kader-kader bagus kok cuman jadi wakiL? Apa ada perselisihan di tubuh partai pohon beringin tersebut yang menyimpan banyak macan (dalam hal ini jiwa pemimpin)? Ckckckck, jadi ingat konvensi partai golkar tahun 2004, ketika pak wiranto yang menjadi calon presiden dari partai golkar. Pak JK malah pindah ke Demokrat untuk jadi wakilnya pak Yudhoyono. Duh duh! Makin lama diikuti perkembangan partai golkar makin bermakna kata-kata pak jusuf kalla,”semua orang menantikan perkembangan partai golkar.....” ya iya lah! Masa ya iya si! Orang partai golkar yang punya pendukung banyak, dijadiin indikator memenangkan pemilu 2009 dengan menempatkannya menjadi bagian dari pihak lain. Susah ya dipimpin orang yang berjiwa wakil, enggak mau jadi orang no.1! padahal kapasitas punya! Ckckckckk,

Komentar