realita olahraga di indonesia

Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Tubuh yang sehat dapat diperoleh dari olahraga. Olahraga adalah awal dari menjaga kesehatan. Di negara kita, Sepakbola termasuk olahraga yang menyedot sebagian besar rakyat Indonesia. Hampir disetiap daerah terdapat lahan kosong yang digunakan penduduk sekitar untuk bermain si kulit bundar tersebut. Terlebih sekarang dengan adanya lapangan futsal (semacam sepakbola tapi dimainkan oleh 5 orang dan lapangan yang lebih kecil, ada beberapa peraturannya yang berbeda dengan sepakbola) yang menjamur dikota-kota besar indonesia. Animo masyarakat terhadap olahraga futsal meninggi. Pertandingan futsal sekarang banyak beredar. Mulai dari tingkat kecamatan sampai yang besar seperti Jusuf Kalla Cup. Otomatis futsal yang sebenarnya adalah miniatur dari sepakbola, sepakbola juga makin digemari oleh masyarakat.

Pertanyaannya adalah apakah prestasi sepakbola tanah air membaik? Hmmm, sepertinya tidak. Terseok-seok di Asia, apalagi diDunia. Memang sih, terakhir Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Asia bersama 3 negara asia tenggara lainnya. Tapi, prestasi timnas kita malah enggak sebanding. Walaupun bisa mengejutkan di pertandingan awal mengalahkan Bahrain. Di asia tenggara sendiri, indonesia belum bisa mencapai tangga juara. Dari 6 kali di adakan piala tiger, 3 kali jadi runner-up (sekarang juga lagi diadakan sih). Artinya adalah timnas indonesia belum menjadi macan di Asia Tenggara, apalagi Asia dan Dunia.

Sebenarnya apa sih yang mengakibatkan terjadi hal seperti ini? Animo masyarakat akan sepakbola tinggi tapi prestasi timnas kacau!? Hal yang bertolak belakang tentunya.

Hmmmm, ternyata banyak dari anak-anak muda yang berbakat dibidang sepakbola ini yang tidak terjun kedunia sepakbola. Kenapa? Banyak dari mereka yang beranggapan bahwa kehidupan didunia olahraga itu tidak terjamin. Tidak salah memang, olahragawan di Indonesia itu ibarat pepatah habis manis sepah dibuang. Sudah cape cape bela negara dibidang olahraga, begitu tua mereka dilupakan. Padahal tak sedikit dari mereka yang menjadi pahlawan dengan menjuarai kejuaraan penting dunia.

Tak ada jaminan! Ya! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan paradigma anak muda berbakat untuk tidak mau mencelumkan diri dibidang olahraga. Sayang memang! Seakan olahraga tidak didukung oleh negara ini. Dengan olahraga, bendera dan lagu kebangsaan negeri ibu pertiwi ini bisa dinyanyikan dinegara lain. Hmmmm, bentuk penjajahan tipe baru mungkin. Lihat aja negara Brazil, yang mendapatkan devisa dari pemain-pemain lokalnya yang berkelana kenegeri orang. Jangan kan di Italy, atau Inggris, di Indonesia saja klub klub lokal memakai jasa pemain brazil. Pemain pemain brazil menjadi duta di negara orang sepertinya.

Dalam sepakbola asia tenggara, Indonesia berjuluk brazil-nya asia tenggara. Mungkin karena sama-sama mempunyai daratan yang luas, atau mungkin karena indonesia punya potensi tersebut? Wah wah, sulit dijawab! Mungkin kalau kita kira kira, jawabannya adalah di Indonesia ini banyak juga pemain pemain berbakatnya! Duh duh, kayak the sleeping giant aja yah kita? Atau malah jadi boyot (bocah idiot) yang badannya gede tapi bodoh? Hahahhaahaha ;D

Yah, terakhir, kinerja pak menpora adhyaksa dault sangat baik. Berbagai penghargaan untuk para olahragawan yang pensiun, juga semangat dan perhatiaannya terhadap olahraga mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Ingat saat reshuffle yang ke-2? Banyak dari bidang olahraga yang tidak menginginkan agar bapak berkumis tersebut diganti. Hmmm, contoh pemimpin yang baik, dicintai oleh yang dipimpin. Ternyata memang, departemen olahraga menjadi lebih baik. Yah semoga aj bisa terus diteruskan kinerjanya yang baik! Agar anak anak muda berbakat Indonesia bisa dimaksimalkan! Dan regenerasi bisa terus berjalan dengan baik! MAJU TERUS SEPAKBOLA NASIONAL!

Komentar