Soe Hok Gie

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza

Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

Tapi aku ingin mati disisimu, sayangku
Setelah kita bosan hiduo dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu

Mari sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tidak pernah menanamkan apa-apa, kita tak'kan pernah kehilangan apa-apa
-Soe Hok Gie


Puisi ini gw temukan pada halaman 341 buku Soe Hok Gie (SHG) yang berjudul 'Catatan Seorang Demonstran' terbitan LP3ES. Yang nantinya menjadi sebuah film 'GIE' oleh riri riza dan mira lesmana. SHG menulis puisi ini pada hari selasa tanggal 11 November 1969. Gw udah lama baca buku ini, tapi karena gw sekarang sedang berada dirumah dan tidak ada pekerjaan yang berarti maka gw akan menulis sedikir cerita tentang SHG yang didapat dari buku ini.

SHG lahir pada 17 Desember 1942, ketika perang sedang berkecamuk di Pasifik. Pada buku ini, catatan SHG dimulai pada 4 Maret 1957, atau saat ia masih SMP. SHG adalah keturunan cina, ayahnya adalah seorang novelis. Mungkin dari situ ia sangat menyukai sastra yang membuat ia kemudian bersekolah si SMA Kanisius jurusan Sastra dan UI dengan fakultas sastra jurusan sejarah.

Selama berkuliah, SHG adalah seorang aktivis kampus. Banyak sumber yang mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari orang pertama yang mengkritik kebijakan Soekarno saat itu. SHG termasuk salah satu dari angkatan '66. Walau pada akhirnya SHG kesal karena teman-temannya yang ikut berjuang bersama dia, selepas lulus lupa pada apa yang mereka lakukan selama menjadi mahasiswa.

Bagian VI dari buku ini menceritakan tentang perjalanan SHG menuju Amerika dan Australia. Selebihnya adalah catatan pemikirian yang berakhir pada Senin,8 Desember 1969 -Bagian VIII (Seminggu sebelum kematiaannya di Gunung Semeru karena mengisap asap beracun-belerang)

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”-Soe Hok Gie

Komentar