Tujuan dan metode partisipasi

Partisipasi terkadang memiliki dua terminologi apabila dipandang dalam sudut pandang berbeda. Partisipasi dapat menjadi hak warga negara untuk berpendapat, namun pula dapat menjadi alat dalam mencapai tujuan. Partisipasi ini memiliki proses yang mampu bersifat deliberatif ataupun inklusif.

Masyarakat menuntut pemerintah daerah membuka ruang partisipasi dalam proses pembangunan
Deliberatif berarti proses pengambilan keputusan yang didahului dengan diskusi tentang alasan dukungan /penentangan terhadap suatu pandangan. Proses ini mengasumsikan adanya pandangan yang berbeda dan masing-masing pandangan tersebut musti dihargai. Deliberasi ini adalah hal yang inheren dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat yang demokratis.
Inklusif, proses ini melibatkan kelompok sosial dalam proses pengambulan keputusan dan biasanya menekankan keterlibatan mereka yang terabaikan atau termarjinalisasi oleh kekuatan sosial ekonomi yang ada. Namun kedua sifat partisipasi ini akan sukses apabila menggunakan metode yang tepat. Nah berikut adalah beberapa tujuan dari proses partisipasi dan metodenya masing-masing :

Proses partisipasi untuk menciptakan visi bersama
Metode :

a. Scenario planning
Metode ini adalah salah satu pendekatan untuk mendesain masa depan yang dimaksudkan untuk menyusun strategi. Metode ini bertujuan untuk menstimulasi debat dan bagaimana mempengaruhi masa depan. Peserta dari prosesi hanya sekitar 20-40org yang meliputi orang-orang yang terpandang (seperti politisi, aktivis, pengusaha,dsb) dan merupuskan beberapa skenario masa depan. Prosesi ini memiliki karakteristik seperti dilakukan intensif, bersifat inklusif dann holistik, memberi opsi-opsi masa depan dan motivasi kepada peserta terhadap masa depan, dan prosesnya logis,terbuka,interaktif,imajinatif,dan kreatif.

Langkah-langkah dalam metode ini adalha dimulai dengan menentukan pusat kepedulian, mengidentifikasi penggerak yang menjadi faktor penentu dan variabel2 lain yg mempengaruhi, menganalisis driving forces, menentukan prioritas driving forces, membuat kerangka skenario, mengembangkan indikator dan implikasi, kemudian menyusun narasi skenario.

b. Strategic planning
Strategic planning mungkin lebih santer didengar di Indonesia sebagai renstra (rencana strategis). Strategic planning ini dianggap sebagai metode yang ampuh dalam mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat. Metodi ini merupakan alternatif dari metode yang lebih konvensional dalam perencanaan jangka panjang/perencanaan yang sangat menekankan pada ketercapian tujuan.

Langkah-langkah dalam metode ini adalah merumuskan misi & mandat serta nilai-nilai yang dianut atau menjadi dasar suatu visi organisasi ke depan, menganalisis SWOT, mengidentifikasi isu strategis, dan menetapkan strategi untuk mengelola isu.

c. Future Search Confrence
Metode ini mulai populer di Indonesia, biasanya metode ini digunakan suatu organiasi atau komunitas untuk menciptakan visi bersama yang ditinjau dari masa lalu. Proses mimiliki kunci keberhasilan dari perekrutan anggotanya dan biasanya metod ini melibatkan banyak stakeholders dan idealnya terdapat 64 orang yang terbagi menjadi 8 kelompok. Metode ini juga memerlukan fasilitator yang handal dalam keberjalanannya.

Langkah-langkah dari metode ini adalah dengan mereview masa lalu, mengeksplorasi keadaan sekarang, menciptakan skenario masa depan, mengidentifikasi visi bersama, dan kemudian menyusun rencana aksi.

d. Dialog Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud dapat berupa individu,kelompok,atau organisasi yang memiliki kepentingan dan biasanya dalam metode ini mendiskusikan suatu topik masalah. Namun seharusnya sebelum memulai metode ini dimulai dengan analisis stakeholder yang dapat digunakan untuk menyeleksi peserta dialog ini. Analisis stakeholder ini juga diperuntukkan membangun suatu pemahaman yg lebih mendalam tentang karakteristik individu/kelompok,serta kepentingan masing-masing dalam kaitan dengan suatu aktivitas. Hasil dari analisis stakeholder ini digunakan untuk mengidentifikasi stakeholder yang memiliki potensi untuk melaksanakan kegiatan ataupun proyek dan menggali berbagai pendekatan yang diperlukan untuk individu/kelompok tertentu yang bisa mendukung atau menentang.
Membangun dialog antar stakeholder ini juga tidak mudah karena musti mengidentifikasi masing-masing stakeholder, seperti sejarah stakeholder yang mumungkinkan bentrok dengan stakeholder lain,dsb. Namun, dialog stakeholder ini dapat menggunakan berbagai teknik sesuai dengan tujuan pertemuan dan materi yang dibahas.

Proses partisipasi untuk membangun rencana
Metode :

a. Metode perencanaan proyek yang mengarah pada tujuan/ ZOPP (zielobjektiev orientierte prokekt plannung)
Metode ZOPP ini mengandalkan pengetahuan,gagasan,dan pengalaman yang dikontribusika oleh peserta. Beberapa prinsip dasar yang penting dari metode ini adalah kerja sama antar pihak akan lebih lancar dan produktif apabila ssemua yang terlibat menyetujui tujuan bersama dan mengemukakannya secara jelas, dalam kerja sama pembangunan,pemecahan,atau penghapusan masalah harus diatasi dari akar penyebabnya oleh karena itu diperlukan analisis masalah serta sebab akibatnya dan kemudian merumuskan tujuan yang realistis, dan prinsip terakhir adalah masalah dan penyebabnya tidak berada dalam isolasi,tetapi terkait dengan orang,kelompok,dan organisasi. Oleh sebab itu kita hanya bisa berbicara tentang masalah jika kita memiliki pemahaman dan gambaran yang komperhensif ttg kepentingan dari kelompok,individu,dan institusi yang terlibat. Hasil dari analisis ini dibuat dalam bentuk dokumen seperti review partisipasi, pohon masalah, pohon tujuan, indikasi alternatif potensial, dan solusi.

Langkah-langkah dalam metode ZOPP adalah analisis partisipasi, analisis masalah,analisis tujuan, diskusi alternatif, menyusun matriks perencanaan proyek (dari menentukan asumsi-asumsi penting,menetapkan indikator, alat verifikasi sampai menganalisis relevansi asumsi,resiko, dan memaskukkannya dalam konsep proyek dan mengecek seberapa jauh pelaksanaan proyek agar mampu menjamin hasil dan menentukan spesifikasi dari jumlah dan biaya dari setiap aktivitas)

b.Action Planning (menggunakan teknik idea writting)
Penyusunan action planning mustilah didahului oleh perumusan visi yang dibuat secara spesifik. Dengan bekal tersebut dapat dibuat proses lanjutan untuk membuat action plan. Dan idea writting adalah proses cepat tanpa menghilangkan kesempatan untuk bertukar pikiran. Sebelumnya dibuat terlebih dahulu selembar kertas yang berisikan intruksi serta ruang kosongdengan pertanyaan siapa? apa? kapan? bagaimana? dan cara mengukur ketercapian?

Langkah-langkah dalam action planning dengan menggunakan teknik idea writting adalah dengan masing-masing kelompok menulis isi dari kertas yang tersedia tersebut, kemudian hasilnya diputarkan kepada kelompok disebelahnya dan memberikan komentar atau tambahan gagasan terhadap yang dituliskan kelompok sebelumnya,dan terus seperti itu sampai kertas tersebut sampai kembali pada kelompok penulis asalnya dan membaca gagasan atau komentar dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian dibuat diskusi tentang gagasan apa yang nampaknya disukai oleh semua orang dan sebaliknya. Upayakan untuk mengungkapkan perbedaan-perbedaan yang muncul. Akhirnya dibuat kesimpulan dari ksepakatan yang dibuat dari tiap-tiap kertas gagasan.


c.Action planning (Versi ToP)
Technology of participation (ToP) diperuntukkan membangun action planning yang praktis, realistis,dan dapat dilaksanakan. Ada tujuh langkah yang harus dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu kemana kita melangkah? dimana kita? bagaimana kita sampai kesana?

Ketujuh langkah tersebut adalah menetapkan context, mendifinisikan victory circle, mengkahi current reality, menetapkan komitmen, needed action dan work team, schedule & coordinating mechanism,dan reflection.

d. Mawas diri
Metode mawas diri ditemukan oleh Yayasan Indoensia Sejahtera. Sesuai dengan namanya, mawas diri secara harfiah berarti melihat ke dalam diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Sehingga diharapkan individu yang telah sampai pada tingkat mawas diri mampu melakukan tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya. Dengan metode ini masyarakat diajak untuk mengumpulkan dan mengelompokkan masalah kemudian menyusun prioritas masalah. Masalah tersebut didiskusikan untuk dicara cara menanganinya.

Proses partisipasi untuk membangun gagasan
Metode :

a. Brainstorming
Brainstorming adalah metode paling sederhana dan paling sering digunakan dalam proses partisipasi, yaitu mengumpulkan sebanyak mungkin gagasan dari semua orang. Gagasan seperti apapun diterima dari yang berkualitas sampai pada yang sembarangan dan tidak boleh dikritik. Metode ini dapat pula dibuat dalam bentuk lisan ataupun tulisan apabila banyak peserta yang tidak nyaman apabila berbicara didepan kelompok.

b. Snowcard/snowball
Metode ini sering digunakan untuk mengembangkan analisis SWOT. Dan teknik ini adalah gabungan dari teknik brainstorming yang menghasilkan daftar panjang jawaban yang mungkin bagi masalah tertentu dan langkah pensistesisan, dimana jawaban dikelompokkan ke dalam kategori menurut tema bersama. Masing-masing jawaban individu dalam setiap kelompok yang terdiri dari 5-9 orang menuliskan masing-masing jawaban dalam kartu putih yang disebut snow card, masing-masing kartu ditempelkan di ke dinding menurut tema yang sama,kemudian menghasilkan beberapa 'bola salju' kartu. Dan pastikan bahwa setiap peserta duduk mengelilingi sebah meja dalam suatu ruangan berdinding yang dekatnya dimana kartu-kartu putih bisa ditempel dan dibaca dengan mudah oleh semua anggota kelompok.

Proses partisipasi untuk menentukan prioritas/membuat pilihan
Metode :

a. Nominal Group Technique (NGT)
NGT adalah salah satu teknik untuk mengorganisir berbagai ide yang muncul. Metode ini memanfaatkan penghitungan kuantitatif.

Langkah-langkah dalam melakukan NGT adalah peserta dalam jumlah kecil (5-9 orang) masing-masing memberikan ide/gagasan terhadap isu yang ada, kemudia ide-ide tersebut diklarifikasikan makna dari setiap ide tersebut. Setelah semua peserta sudah satu suhu terhadap makna dari setiap gagasan yang ada kemudian setiap peserta melakukan voting terhadap 5 gagasan yang mereka anggap paling penting dan setiap peringkat diberikan bobot tertentu. Sehingga saat diakhir ditabulasikan dapat dilihat mana yang menjadi prioritas utama.

Proses partisipasi untuk menjaring aspirasi/masukan publik
Metode :

a. Konsultasi publik
Adalah suatu metode untuk pertukaran informasi,gagasan,dan kepedulian tentang suatu isu antara pemerintah, perencana,dan masyarakat. Dalam proses ini terjadi diseminasi antara suatu rencana program/proyek serta bagaimana rencana tersebut dilaksanakan sehingga masyarakat yang diharapkan mendukung program tersebut mempunyai kesempatan untuk mengintervensi perumusan kebijakan dan memberikan alternatif-alternatif desain,dsb.

b. Program interaktif melalui radio

Proses partisipasi untuk mengumpulkan informasi/analisis situasi
Metode :

a. Analisis SWOT
Analisis SWOT, berarti mengidentifikasi terlebih dahulu faktor internal (Strengths & Weakness) dan faktor eksternal (oppurtunities & threats). Analisis SWOT dapat melengkapi teknik-tekniks analisis situasi dan analisis stakeholders. Analisis SWOT ini adalah teknik partisipasi yang sangan sederhana dan sistematis yang dapat digunakan diberbagai situasi untuk mengidentifikasi kekuatan dan peluang serta mengoptimalkannya dan mengidentifikasi kelemahan dan ancaman untuk merumuskan langkah-langkah untuk mengantisipasinya. Analisis SWOT ini sering digunakan untuk proses penyusunan perencanaan strategis.

b.Focus group disscusions (FGD)
FGD adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada peserta diskusi untuk memberikan pandangannya tentang suatu topik. Kegiatan ini memungkinkan untuk kepada peserta berdiskusi menyampaikan pendapat dari masing-masing perspektif. FGD ini adalah diskusi yang direncanakan dengan hati-hati dan membangun iklim yang memungkinan agar peserta diskusi dapat mengemukakan pendapatnya tanpa rasa takut. Adaa beberapa aspek yang mempengaruhi efektivitas FGD yaitu pertanyaan yang diajukan,keterampilan moderator, dan ketepatan peserta yang terlibat.

c. Participatory Apparaissal
Metode ini dilatarbelakangi oleh pengalaman pembangunan di negara-negara berkembang yang cenderung mengabaikan kepentingan kelompok marjinal. Awal mula adanya metode ini dikembangkan adalah sebagai alat belajar mengenai kondisi dan kehidupan masyarakat perdesaan. Sehingga participatory apparaissal ini populer melalui participatory rural apparaissal (PRA). Metode PRA ini merupakan kumpulan dari berbagai teknik untuk memahami kondisi desa secara partisipatif dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data,menganalisis data, dan komunikasi.

Berikut adalah sejumlah teknik PRA : pemetaan,penelusuran lokasi (transek), sketsa kebun, alur sejarah, bagan kecendrungan dan perubahan, kalender musim, jadwal sehari, analisis mata pencaharian, diagram venn, matriks rangking, mengorganisasikan masalah dan potensi, wawancara semi terstruktur, penyusunan rencana kegiatan, dan lokakarta desa.

Sumber : Buku Inovasi,partisipasi,dan good governance, bagian keenam tentang proses dan teknik-teknik yang deliberatif dan inklusif oleh senior saya di planologi ITB, ibu Hetifah Sj Sumarto.

Komentar