Belajar Ketenangan dari Nabi Musa As


Waktu itu Nabi Musa dan para pengikut dari Bani Israil sedang dikejar-kejar oleh Firaun bersama pasukannya. Kalau hari itu Nabi Musa dan pengikutnya berhenti, mereka pasti mati tertangkap dan dibunuh oleh pasukan Firaun. Tapi dalam pelarian itu, didepan ada laut merah dan tidak ada sampan untuk menyebrangi laut merah.

Seorang sahabat Nabi Musa bertanya kepada Nabi,”bagaimana kita lewati laut merah tanpa sampan? Dari belakang kita dikejar oleh Firaun dan pasukannya?”

Nabi Musa menjawab dengan tenang,”jangan cemas dan khawatir blablabla……………….”

Setelah itu Nabi Musa yang memimpin paling depan para pengikutnya menangkat tongkatnya keatas agar bisa dilihat oleh seluruh pengikutnya dan kemudian Nabi Musa mengetukkan tongkatnya ke tanah dan hari itu mukjizat terjadi: laut merah terbelah menjadi dua, Nabi Musa dan pengikutnya berhasil melewati laut merah.

Akhir ceritanya, Firaun dan pasukannya tenggelam dalam laut merah sedangkan Nabi Musa bersama para pengikut Bani Israil selamat, selamat dari kejaran Firaun, dan selamat dari laut merah.

--

Ada pelajaran yang bisa kita petik dari cerita pendek mukjizat Nabi Musa as. Hari itu kondisi menjepit, melangkah mundur atau berhenti melangkah pasti akan mati, maju pun bunuh diri menyebrangi laut merah tanpa sampan. Kondisi yang menjepit membuat semua orang yang terlibat menjadi panik. Kepanikan biasanya menjadi sumber dari masalah baru karena tidak mampu berpikir langkah apa yang harus dilakukan.

Tenang… hadapi kondisi yang pelik, genting, mencemaskan, dan menjepit dengan tenang. Pertarungan itu ada di alam pikiran yang mensugesti diri melawan kondisi. Panik, cemas, khawatir, bingung berarti kalah bertarung dengan kondisi.

Sumber gambar: https://ajaranislamyanghaq.wordpress.com/category/firaun-yang-manakah-yang-tenggelam-di-laut-merah-saat-mengejar-nabi-musa-as/


Berapa berat pesawat terbang? Ketika sedang melayang di udara dan ingin mendarat, berat dan kecepatannya bertambah karena gravitasi bumi. Tapi kenapa pesawat terbang tersebut saat mendarat tidak menghancurkan landasannya? Coba bayangkan kalau ban dari pesawat terbuat dari besi? Pasti landasan pesawat terbangnya hancur! Tapi hanya karena karet dan angin pada ban pesawat-lah yang membuat pesawat terbang jadi lebih mulus saat mendarat. Karet dan angin pada pesawat mengajarkan ketenangan dan kelembutan. Keras tidak bisa dilawan keras, tapi setiap keras pasti hanyut jika dilawan ketenangan dan kelembutan.

Sama seperti kondisi panik yang tidak bisa dilawan dengan kepanikan. Belajar dari Nabi Musa As dan pesawat terbang, kepanikan hanya takluk oleh ketenangan, jadi belajarlah lebih tenang……

Komentar