Tentang Yahudi dan Miss World
Kemarin hari gw diskusi dengan salah satu aktivis daerah.
Sebut saja namanya mas D. Mas D ini dulunya aktivis mahasiswa, kuliah di
universitas brawijaya, latar belakangnya nasionalis karena banyak saat
mahasiswa banyak beraktivitas di GMNI dan ikut pula dalam bagian pergulatan
reformasi’98. Sekarang beliau lebih banyak beraktivitas di kampungnya dan
mengembangkan komunitas-komunitas yang ada di kampungnya ini. Termasuk
komunitas “diskusi anak bangsa” yang jadi sarana gw berkenalan sama doi.
Sebagai aktivis lokal, cara berpikir dan pandangannya enggak ndeso amat. Acara diskusi anak bangsa
kemarin pun jadi lebih ‘berisi’ ketika doi bicara. Pengetahuannya cukup luas
dari masalah global, nasional, hingga kearifan lokal di kampungnya. Think globally, act locally lah yaa.
Bahkan dari acara inilah gw mulai tahu apa bedanya tumpeng sama ambeng,
beberapa maksud cerita rakyat dan makna tugu2 yang ada di Jawa Timur,dsb.
Acara diskusi di desa itu cukup ramai, mungkin ada lah ya
sekitar 40-50an orang yang menonton. Yaa tergolong ramai untuk sebuah acara
diskusi dikampung yang temanya,”apakah kita sudah merdeka?”. Tapi yang seru itu
after party-nya, disinilah dimulainya
perdebatan antara gw dengan doi dari sekitar jam 11 malam hingga jam 2 pagi.
Sepanjang diskusi, Mas D ini lebih banyak menyeroti bahwa kondisi yang terjadi
di dunia dan Indonesia sekarang adalah bentuk dari konspirasi global, termasuk
kaum yahudi beserta organisasinya cem illionis, zionis, dan apalah itu namanya.
Dunia hari ini masih dalam genggaman Amerika Serikat sebagai anak tirinya kaum
yahudi. Buktinya ilmu pengetahuan, teknologi, keamanan dan bahkan perekonomian
global saat di masih lebih banyak dipengaruhi kebijakan Amerika Serikat.
Sebenarnya debat gw sama doi berada dalam satu domain,
sama-sama ingin bangsa ini Berjaya di mata dunia. Perbedaannya hanyalah, bagi
gw sebodo teuing itu zionis dkk, kita sama2 manusia jadi bisa kita lawan bahkan
melawan dengan apa yang dimiliki mereka. Kalau Mas D, memandangnya sulit
melawan konspirasi dunia, kita harus embargo dulu Indonesia sampai suatu waktu
kita tampil di muka dunia. Dari analogi yang dilempar ke diskusi pun kita sudah
berbeda, bagi gw enggak masalah kita pakai pistol buatan asing untuk perang.
Apapun dan dari mana senjatanya enggak penting, yang penting pelurunya sampai
dikepala lawan dan kita menang. Tapi bagi Mas D, akan sangat lucu kalau kita
menang tapi menggunakan senjata mereka. Kalau mau menang, lanjutnya, kita harus
menang dengan menggunakan senjata kita.
Yaa tapi akhir dari diskusinya gw banyak mengalah juga sih,
enggak enak ditontonin orang kampung haha, lagian diskusi kayak gitu bukan
untuk mencari sebuah kesimpulankan. Akhir diskusi gw lebih banyak merendah
dengan nanya aktivitasnya doi selama ini. Tapi yaa, bagi orang2 kampung,
sensitivitas agama masih jadi hal yang besar. Jadi pada seneng deh tuh kalau
ngomongin kejelekan kaum Yahudi (padahal bagi gw banyak juga kaum beragama lain
yang enggak menjalankan kewajiban agamanya dan
tingkah lakunya justru banyak mencoreng nama baik agamanya sendiri).
Bahkan pernah tuh gw disini lagi jalan kaki di pedestrian, ada lah warnet
nyetel video debat islam versus Kristen dengan volume suara yang gede. Ya tapi
mungkin memang begitulah ya masyarakat di desa, lebih alim tapi agak lebih
sulit menghargai perbedaan (menurut gw loh ya).
Sumber gambar: http://www.foxnews.com/entertainment/2013/06/06/bikinis-banned-at-2013-miss-world-pageant-in-indonesia/ |
Penolakan Miss World
Pekan ini juga ramai tentang berita penolakan miss world.
Banyak penolakan terhadap miss world karena itu budaya barat yang memungkinkan
merusak budaya lokal dan banyak mengundang nafsu karena acaranya pamer2 aurat.
Modus-modus penolakannya mirip-mirip dengan penolakan terhadap kedatangan Lady
Gaga (lady gagaL) beberapa waktu yang lalu. Mbak lady gagal yang penampilannya
serba terbuka ditakutkan mengganggu keimanan ummat. Mungkin mereka yang menolak
berpikir bahwa lebih baik menghindari hal-hal yang negatif sebelum terjadi hal
yang beneran negatip. Yaa dan enggak
sedikit juga yang berpikir inilah caranya barat dan kroni2 yahudi eta merusak
mental, mengganggu keimanan, dan apalah itu tetek bengeknya.
***
Yaa walau gw pelihara jenggot (katanya pelihara jenggot bisa
bikin malaikat bergelantungan dijenggot), tapi gw masih termasuk orang yang
kadang2 harus diingetin untuk menjalankan kewajiba, masih harus banyak belajar
tentang agama dan enggak sepinter orang2 yang setiap hari berdakwah. Tapi itu
semua enggak akan menghalangi gw untuk memberikan pendapat atau pun komentar.
Komentator yang enggak jago dan enggak pernah main bola aja bisa kan untuk jadi
komentator bola, masa gw enggak boleh kasih komentar (?).
Menurut gw, alasan mengapa sering kali terjadi komentar
negatif dan penolakan dari cerita tentang konspirasi yahudi atau pun kegiatan2
barat yang ekspansi ke Indonesia itu lebih banyak didasari oleh ketakutan.
Takut apa? Takut enggak bisa lawan konspirasi yahudi2an itu, takut enggak kuat
iman saat liat pahanya cewek sexy! Takut melawan kepandaian orang yahudi, takut
menjaga dirinya sendiri dan takut enggak bisa menjaga teman2nya untuk tidak
terpengaruh! Dan ketakutan ini kemudian berubah jadi bentuk penolakan, berharap
kondisi tetap baik, memasang kacamata kuda, sehingga bisa maju lempeng tanpa
ada masalah.
What the fuck man! Kenapa
kita malah lebih banyak menghindar (dengan melakukan penolakan, apalagi dengan
penolakan yang bar-bar!) dibanding menghadapi ketakutan?
Mencibir kaum yahudi hanya akan terus membuat kita takut dan
tidak percaya diri kalau kita bisa lawan mereka! Walau kaum yahudi diberi
kelebihan intelektual, bukan tidak mungkinkan kita bersama-sama melawan mereka?
Apa melawan yahudi itu seperti memakan kepala sendiri (hal yang tidak mungkin
dilakukan)?
Menolak miss world atau wanita2 sexy lainnya cuma
menunjukkan kelemahan dan kekalahan. Kelemahan dari mudahnya terpengaruh bangsa
ini, lemahnya mental bangsa ini, dan kalahnya budaya lokal dengan budaya asing.
Kalahnya budaya lokal yang tidak inovatif melawan budaya asing yang terus
berkembang.
Sungguh harusnya kita malu, Rasulullah SAW dan Soekarno saja
tidak gentar menghadapi lawan. Rasulullah SAW aja berani melawan tentara musuh
yang secara jumlah lebih banyak di perang badr. Soekarno aja berani
mendengungkan dunia ketiga pada Konfrensi Asia Afrika pada saat perekonomian
dalam negeri juga menghadapi masalah ditahun 1959. Bukannya hanya Tuhan, orang
tua, dan anjing (bagi gw), yang hanya perlu kita takuti? Bukannya Tuhan lebih
dekat dibanding urat nadi? Lalu kenapa kita takut dan terus menghindar dari
mereka? Rasanya kita tidak sedang melawan yahudi ataupun wanita2 sexy
berpenambilan serba terbuka, tapi kita sedang melawan ketakutan yang ada pada
diri sendiri! LAWAN RASA TAKUTNYA DONG BRO!!
Komentar
"Bukannya hanya Tuhan, orang tua, dan anjing (bagi gw), yang hanya perlu kita takuti?"
*sukasalahfokus*