Mengatasi Kesenjangan Wilayah
Branko Milanovic, mantan ekonom dari World Bank, mengumpamakan kesenjangan seperti layaknya kolesterol. Dalam artian, kesenjangan memiliki dua sisi mata koin. Ia baik pada batasnya namun menjadi buruk bila terlalu berlebihan. Dalam hal ini, kesenjangan yang terlalu lebar akan menyebabkan dampak yang tidak baik, terutama dalam skala makro. Penelitian dari Andrew Berg dan Jonathan D. Ostry dari IMF pada 2011 mengkonfirmasi hal ini dengan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang memiliki kesenjangan pendapatan yang lebar cenderung tidak berkelanjutan. Sebaliknya, negara yang lebih setara dalam distribusi pendapatan, cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi dalam durasi yang lebih panjang. Kalau dilihat dalam konteks Indonesia, hal ini sangat memungkinkan menjadi salah satu alasan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berkelenjutan. Bila pada periode boom harga komoditas tahun 2010-an bisa tumbuh 6% per tahun, tetapi pada saat ini perekonomian Indonesia hanya bisa t