Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Membongkar Imajinasi Century

Gambar
Kasus Bank Century kembali mengemuka setelah dipanggilnya saksi kebijakan Bail out Bank Century, yakni Wakil Presiden Boediono (tahun 2008 menjabat sebagai Gubernur BI) dan Sri Mulyani Indrawati (tahun 2008 menjabat sebagai Menteri Keuangan sekaligus ketua KKSK) dalam sidang terdakwa mantan Deputi Gubernur BI, Budi Mulya. Tapi publik masih terus memiliki pertanyaan: pantaskah menyelamatkan bank Century ditengah krisis ekonomi global? Dan benarkah bank Century berdampak sistemik? Sumber gambar: yustisi.com Eratnya konektivitas antar Negara di era globalisasi menyebabkan satu kepakan sayap kupu-kupu di dunia utara dapat menimbulkan badai di dunia selatan (butterfly effect). Jatuhnya lembaga usaha Lehman Brothers di Amerika Serikat pada tahun 2008 memang menjadi pemicu krisis ekonomi global. Tapi apakah krisis ekonomi global memiliki dampak yang besar bagi Indonesia sehingga mengharuskan pengambil kebijakan (decision maker) saat itu mengeluarkan kebijakan bail out kepada bank Cen

Kebijakan dan Strategi Industri Nasional

Gambar
Salah satu kabar baik dari triwulan pertama tahun 2014 ialah tumbuhnya industri manufaktur. Produksi industri besar dan sedang mengalami kenaikan sebesar 3.76% dibanding triwulan pertama 2013 year on year (yoy) begitu pula dengan industri mikro dan kecil yang tumbuh sebesar 4,41% (yoy). Ditengah arena persaingan ekonomi yang semakin ketat baik di pasar domestik maupun internasional, kenaikan produksi industri manufaktur yang terjadi sejak tahun 2008 memberikan harapan positif untuk terus dapat bersaing dengan Negara-negara lain. Sayangnya, capaian produksi industri manufaktur musti dibayar dengan ketergantungan bahan baku impor yang cukup tinggi. Penurunan impor bahan baku dan barang modal selama bulan Januari hingga Maret 2014 sebesar 5,8% dan 6,5% ternyata memiliki dampak terhadap industri-industri yang menyerap tenaga kerja lebih banyak. Seperti contohnya subsektor industri makanan dan minuman dan subsektor industri tekstil yang menyerap tenaga paling banyak pada sektor ind

Akselerasi Sertifikasi Nasional

Sejak 1 Mei 2014 kemarin, Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian memberlakukan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 55/M-IND/PER/11/2013 mengenai perubahan Peraturan Menteri Perindustrian No.24/M-IND/PER/4/2013 tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan Secara Wajib. Imbasnya, seluruh produk mainan produksi domestik yang tidak memenuhi sertifikasi SNI akan dilarang beredar di pasar dan bagi yang sudah terlanjur beredar maka akan ditarik dari peredarannya. Begitu pula dengan produk mainan impor yang tidak memenuhi sertifikasi SNI maka akan dilarang masuk ke wilayah pabean Indonesia dan bagi yang sudah terlanjur masuk maka wajib dikirim ulang ke Negara asalnya atau dimusnahkan. Kebijakan mewajibkan produk mainan memenuhi sertifikasi SNI adalah salah satu langkah maju bagi sektor industri nasional. Karena dengan adanya sertifikasi produk,maka produk domestik dapat terpacu dan memiliki keunggulan kompetitif ditengah persaingan produk pasar internasional.  Sebagai contoh,